PADANG - Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT),
Eko Putro Sandjojo, meyakini pengembangan Produk Unggulan Kawasan
Perdesaan (Prukades) dan pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
bisa memacu pertumbuhan ekonomi di desa.
"Ada dua motor penggerak untuk
pertumbuhan ekonomi di desa dengan program dana desa, yakni Prukades dan
BUMDes," kata Eko Putro Sandjojo di Padang, Sumatera Barat pada Jumat
(9/2).
Menteri Eko menjelaskan, pengembangan
Prukades dinilai dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di desa karena
melibatkan sejumlah kementerian dan lembaga, dunia usaha, dan perbankan
dalam mengembangkan segala potensi yang ada di desanya masing-masing.
Dirinya pun meminta agar desa menentukan fokus produk unggulannya.
Dengan demikian, sambungnya, skala produksi akan semakin besar dan
mengundang para investor sarana pascapanen.
"Kita minta kepada kepala daerah untuk
menentukan produk unggulannya dan nanti kita akan pertemukan dengan
kementerian terkait dan dunia usaha bisa masuk ke desa. Selain itu,
perbankan juga akan masuk dalam membantu permodalannya. Sehingga dengan
pengembangan Prukades ini bisa meningkatkan pendapatan dan perekonomian
di desa termasuk masyarakatnya," katanya.
Motor penggerak lainnya yakni BUMDes.
Pembentukan BUMDes mendapat animo yang besar bagi desa-desa karena
keuntungan dari hasil BUMDes akan menambah pendapatan desa sehingga
perekonomian di desa menjadi tumbuh pesat.
"BUMDesnya ini keuntungannya milik desa.
Nanti keuntungan tersebut akan dikembalikan ke desa yang akan
dimanfaatkan untuk program yang berguna bagi masyarakat seperti ada
program yang orang tuanya tidak mampu akan dibiayai oleh desa, sekolah
dibiayai oleh desa, hingga pemberian air minum gratis ke masyarakat yang
tidak mampu," ujarnya.
BUMDes, sebut Menteri Eko, dalam waktu
satu setengah tahun telah mengalami peningkatan dalam hal
pembentukannya. Dari 2.000 BUMDes menjadi sekitar 22.000 BUMDes di
seluruh Indonesia.
"BUMDes yang sudah mengalami keuntungan
ada sekitar 5 ribu BUMDes. Keuntungannya itu diatas Rp 10 juta hingga Rp
15 miliar. Seperti BUMDes di Desa Ponggok yang meraup keuntungan Rp 15
miliar. Sama halnya di Bali yang BUMDesnya mengelola desa wisata.
Keuntungannya juga Rp 15 miliar. Selain itu di Jambi yang BUMDesnya
mengelola sampah saja meraup keuntungan Rp 3 miliar," ungkapnya.
Dirinya berharap dua motor penggerak
pertumbuhan ekonomi di desa yang masuk dalam 4 program prioritas
Kemendes PDTT dapat mengubah status desa sangat tertinggal atau
tertinggal menjadi desa berkembang atau desa berkembang menjadi desa
mandiri.
Sumber: kemendesa.go.id